perjalanan musik anak anak

1950-an

Pada dekade '50-an, beberapa tahun setelah kemerdekaan, Saridjah Niung atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Soed, sudah mulai banyak menciptakan lagu anak-anak. Ia diperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, meski hanya setengahnya saja yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang.

Bersamaan dengan era pascakemerdekaan, setiap lagu Ibu Soed selalu memuat semangat patriotisme tinggi, misalnya Berkibarlah BenderakuBendera Merah PutihTanah Airku, dan lain sebagainya.

Namun, ada pula yang bertema kehidupan orang Indonesia di masa itu atau hal sederhana lainnya, seperti Nenek MoyangkuAnak KuatTik Tik Bunyi HujanNaik-Naik ke Puncak GunungKupu-Kupu yang Lucu, dan masih banyak lagi.

Lagu-lagu ciptaan Ibu Soed masih dikenang dan dinyanyikan anak-anak yang tumbuh pada beberapa dekade berikutnya.

1970-an
1960-an

Di era '60-an, muncul A.T. Mahmud yang lagu-lagu karangannya mulai dikenal di kalangan anak-anak, guru sekolah hingga orang tua. Tembang-tembang klasik itu termasuk Pelangi dan Ambilkan Bulan yang masih kerap disenandungkan dan diajarkan ke anak-anak hingga kini.

A.T. Mahmud makin berjasa membuat lagu anak-anak di dekade '60-an bersemi saat ia didapuk sebagai koordinator acara Ayo Menyanyi yang digagas TVRI dan mengudara pertama kali pada 3 Juni 1968.

Ayo Menyanyi menampilkan lagu anak-anak tingkat SD anyar, sehingga masyarakat yang berbakat di bidang musik bisa mengirimkan karyanya ke acara ini.

Lagu hasil Ayo Menyanyi yang masih dikenal hingga sekarang antara lain Terima Kasihku oleh Sri Widodo dari Yogyakarta, Bunga Nusa Indah oleh Djoko Sutrisno, dan Anugerah oleh Indra Budi.

Selain Ayo Menyanyi, TVRI juga sempat membuat lomba cipta lagu anak bertajuk Lagu Pilihanku. Kedua acara ini berjalan hingga 20 tahun, namun kemudian diakhiri pada 1988.


Jika di dua dekade sebelumnya, para pencipta lagu yang lebih banyak mendapat sorotan, di era 1970-an, para penyanyi cilik mulai menunjukkan sinarnya. Mulai dari Chicha Koeswoyo, Adi Bing Slamet, Dina Mariana, Diana Papilaya, Yoan Tanamal, dan rekan-rekan mereka.

Penjualan album Chicha, misalnya, bisa bersaing dengan rekaman bertema cinta para penyanyi dewasa masa itu. Lagu Helly yang dirilis Chicha lewat album debutnya pada 1975 pun meledak di pasaran.
sumber : https://www.cnnindonesia.com/hiburan/20180623184526-227-308428/perjalanan-lagu-anak-indonesia-dari-dekade-50-an-hingga-kini

Comments

Popular Posts