asal mula NOT ANGKA
Not Angka adalah sistim notasi musik yang banyak digunakan di China. Pada dinasti Tang sekitar abad 7 sampai 10 ada yang disebut gongche, ini adalah sistim notasi yang menggunakan huruf. Dari sinilah kemudian lahir jianpu istilah untuk not angka di China. Jianpu memiliki notasi seperti yang kita kenal dimulai dari 1 sampai 7 atau disebut juga tangga nada diatonik.
Sementara itu di Prancis, pada tahun 1742 Jean Jacques Rousseau mempresentasikan penemuannya berupa notasi angka kepada Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis. Singkatnya akademi menolaknya namun pada akhirnya sistim notasi angka ini digunakan sampai batas waktu tertentu di Jerman, Prancis, Belanda dan Rusia. Notasi angka tidak pernah populer di dunia barat.
Namun notasi angka digunakan secara luas pada tahun 1920 – 1930-an oleh Colombia University. Adalah Satis Coleman seorang pendidik musik yang merasakan bahwa not angka itu efektif dan cukup sederhana untuk digunakan dalam menulis dan membaca notasi lagu.
Selain itu ada seorang lagi yang dikaitkan dengan pencipta not angka yakni Pierre Galin ( 1786 – 1822 ). Dia adalah orang Prancis yang bekerja sebagai guru matematika di Bordeaux dan menjadi pengajar musik. Not angka yang dia bikin mirip dengan yang dibuat Jean Jacques Rousseau.
Namun not angka yang terkenal sekarang ini justru dari Pierre Galin, dengan sebutan sistim Galin-Paris- Cheve. Terkait dengan dengan jianpu (not angka China) ada yang berpendapat “ kemungkinan jianpu mengadopsi dari sistim Galin-Paris-Cheve.”
Perkembangan not angka tidak seperti not balok. Not angka lebih terkenal di Asia dibanding dengan Eropa. Beberapa negara di Asia yang menggunakan not angka diantaranya Jepang, Korea, China, Indonesia dan lain-lain.
Dengan ada 3 versi di atas mungkin anda bertanya, siapa sebenarnya pencipta not angka. Yang paling terkenal adalah sistim Galin-Paris-Cheve. Pokoknya kalau bicara tentang asal mula not angka, sistim Galin-Paris-Cheve harus ada.
Di bawah ini adalah keterangan Oxford index adalah semacam eksiklopedia. Saya googling begini “The meaning of Galin-Paris-Cheve”
Hasilnya dalam terjemahan bebas,
Sebuah sistim Bahasa Prancis untuk pengajaran “sight-singing” ( kemampuan membaca dan menyanyikan partitur tanpa pernah mendengar sebelumnya ). Itu didasarkan pada notasi yang diusulkan oleh Rousseau pada tahun 1742 tetapi dengan modifikasi yang kemudian diperkenalkan oleh Pierre Galin, Aime Paris dan adiknya Nanine, dan suaminya Emile Cheve. Fitur utama dari metode ini adalah notasi angka dari 1 hingga 7, dengan 1 mewakili tonik utama.
Kira-kira itu bagian pentingnya.
Perhatikan yang saya beri huruf tebal Galin Paris Cheve.
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa istilah Galin-Paris-Cheve itu merupakan nama belakang dari 3 orang tersebut di atas. Dan merekalah yang mempopulerkan not angka.
Di Indonesia sendiri sistim notasi angka dirancang sekitar tahun 1900 di Surakarta ( Solo ) berdasarkan pada sistim Galin-Paris-Cheve. Pada saat itu notasi alat musik daerah sedang dirancang juga, maksudnya alat musik daerah semacam gamelan dan lainnya. Namun notasi angka ini tidak bisa menggantikan notasi alat musik tradisional dengan sempurna.
Comments
Post a Comment